Searching...
Sunday, July 15, 2012

Cinta Sehat Tanpa Kekerasan !!

5:24 PM
Istilah cinta itu buta terkadang benar-benar berperan dalam sebuah hubungan. Jadi, jangan heran jika banyak orang tak menyadari adanya kekerasandalam hubungan mereka. Karena menganggap pasangan adalah segalanya, ia rela melakukan apa pun demi pasangan. Bahkan ia juga rela diperlakukan kasar dengan “sesekali bolehlah!” atau “ya,memang begini konsekuensi berpacaran!”
Ini persepsi yang salah dan harus segera dihentikan. Mengapa?
§  Melanggar hak asasi : segala bentuk kekerasan, termasuk dalam hubungan, merupakan pelanggaran hak asasi manusia. Dan sebagai warga Negara, perempuan pun berhak mendapatkan rasa aman dan bebas dari segala bentuk kekerasan.

§  Meninggalkan luka fisik : bila kekerasan dalam bentuk fisik, perbuatan ini dapat menyebabkan rasa sakit, jatuh sakit, atau luka berat

§  Menghilangkan rasa percaya diri : bila kekerasan dalam bentuk psikis, perbuatan ini dapat menyebabkan ketakutan, hilangnya rasa percaya diri, hilangnya kemampuan untuk bertindak, memunculkan rasa tidak berdaya dan menyebabkan penderitaan psikis berat pada seseorang perempuan

§  Hargai diri sendiri : jadi, jangan biarkan apapun yang tidak kita kehendaki terjadi pada tubuh kita. Ketika tubuh mulai dieksploitasi untuk pertama kali, maka aka nada yang kedua, ketiga dan mungkin tidak akan berhenti. Tunjukkan pada kekasih bahwa kita sangat menghargai tubuh kita. Kalau dia benar-benar mencintai anda, diapun akan belajar memahaminya

§  Kekerasan cenderung berulang : saat pasangan sudah meminta maaf dan berjanji tidak akan mengulangi kekerasan, biasanya korban merasa ‘aman’ dan ‘percaya’. Faktanya, kekerasan bisa terjadi seperti siklus atau lingkaran yang akan kembali pada pola lama. Sesudah melakukan kekerasan, pelaku sering meminta maaf dan berjanji tak akan mengulanginya. Jadi, tetaplah waspada karena janji-janji si pelaku kekerasan seringkali sulit sipercaya.

§  Kekerasa ≠ cinta : ada anggapan bahwa cemburu maupun kekeraan dari pasangan adalah bentuk perhatian. Bisa juga diartikan sebagai tanda bahwa dia sangat mencintai kita. Faktanya, sikap itu hanyalah upaya pasangan mengontrol kita agar patuh, tunduk dan selalu menuruti kemauannya.

§  Kekerasan tidak melahirkan kemesraan : setelah melakukan kekerasan pada kita, si dia akan semakin mesra? Tahukah anda, ini adalah salah satu pandangan menyesatkan. Kalau dipikir-pikir, tentu lebih banyak kekerasan yang dialami daripada kemesraannya.

§  Tubuh kita milik kita : saat terikat hubungan dengan seseorang, banyak perempuan membiarkan pasangannya melakukan apa saja, karena anda sudah merasa miliknya. Padahal, tak seorang pun berhak atas diri kita selain kita sendiri. Pasangan pun tidak berhak memperlakukan anda seenaknya.

§  Perempuan bukan objek kekerasan : anggapan lain mengatakan korban kekerasan juga punya adil memancing pelaku. Faktanya, pelaku akan tetap melakukan kekerasan walaupun korban tidak melakukan apapun. Justru ini adalah upaya si pelaku membela diri dengan melemparkan kesalahan kepada korban.

§  Kita tak pantas menerimanya : hal klasik yang muncul dalam kasus kekerasan hubungan adalah perasaan menyalahkan diri sendiri dan merasa “pantas” diperlakukan seperti itu. Ayo, hentikan pikiran itu. Kita tak pantas menerima perlakuan kasar pasangan karena kurang memerhatikannya atau mungkin kurang bersikap sabar padanya, dan lain-lain.

0 comments:

Post a Comment