Detik-detik mungil mengantarkanku untuk terjaga
Betapa semakin pendek jarak menuju pelabuhannya
Jarum-jarum tajam sang waktu
Memaksa tuk sadar sepenuhnya
Kembali dengan segala kesadaran diri… kesucian diri…
yang telah kehilangan ruangnya karena tanpa terasa
kita selalu menjelma menjadi dewata
Hanya cermin hati yang sanggup berbisik dengan keretakannya
Bahwa sesungguhnya, betapa kerdilnya
Membuatku terpaku… akankah sanggup?
Entahlah… karena sang anginpun lirih berkata:
“tak dapat ku kabarkan berita-berita tuhan… untuk telinga-telinga yang tak mampu mendengar”
dan diri inipun bersenandung pilu:
“jangan lupa jalan pulang sayang, karena jika itu terjadi, akan banyak yang terluka”
Betapa semakin pendek jarak menuju pelabuhannya
Jarum-jarum tajam sang waktu
Memaksa tuk sadar sepenuhnya
Kembali dengan segala kesadaran diri… kesucian diri…
yang telah kehilangan ruangnya karena tanpa terasa
kita selalu menjelma menjadi dewata
Hanya cermin hati yang sanggup berbisik dengan keretakannya
Bahwa sesungguhnya, betapa kerdilnya
Membuatku terpaku… akankah sanggup?
Entahlah… karena sang anginpun lirih berkata:
“tak dapat ku kabarkan berita-berita tuhan… untuk telinga-telinga yang tak mampu mendengar”
dan diri inipun bersenandung pilu:
“jangan lupa jalan pulang sayang, karena jika itu terjadi, akan banyak yang terluka”
0 comments:
Post a Comment